Friday, January 20, 2012

Almair Radit Haydar

Selamat pagi teman-teman! Pagi ini Aldi sudah bersiap berangkat sekolah, Aldi sekolah di PAUD Haqiqi, kapan-kapan Aldi cerita tentang playgroup Aldi ini ya. Hmm, hari ini Aldi mau cerita tentang proses kelahiran Aldi, tapi biar asik Mama aja ya yang cerita. Karena Mama yang lebih tahu dan merasakan proses kelahiran Aldi, monggo Ma...

Jreng.. Jreng.. Ehem-ehem.. *mengambil alih blog anak* *wink*

Hai teman-teman Aldi yang kece, ini Mama Aldi niy, biasa dipanggil Mommy Ocha. Kali ini sebentar saja mengambil alih posisi Mas Aldi untuk menceritakan proses kelahirannya ya. Silahkan dinikmati anak-anak kece :*





29 September 2009. Pukul 10.00 WIB. Satu hari sebelum hari perkiraan lahir mas Aldi (Hari Perkiraan Lahir (HPL) Aldi : 30 September 2011), tapi belum ada tanda-tanda mau melahirkan. Ya sudah, mama Aldi memutuskan untuk keluar rumah sebentar karena ada keperluan, udah dandan cantik, udah berpakaian rapi tiba-tiba ada rasa gak enak di 'bawah sana'. Setelah mama cek, ups ternyata udah ada flek, itu tanda mau melahirkan. Akhirnya, mama tetap pergi tapi pergi ke Rumah Sakit hehehe. Semua barang yang sudah disiapkan untuk melahirkan tinggal diangkut karena sudah mama siapkan dalam satu koper. Berangkat deh mama diantar papa dan tati (eyang putri Aldi dari mama).

Sampai rumah sakit, masuk kamar, belum ada rasa mules yang berarti, mama jalan-jalan dulu deh keliling kamar biar persalinannya cepat. Yangti (eyang putri dari papa) udah cek kesehatan mama, ternyata baru pembukaan satu. Yangti ini bidan, beliau juga yang membantu persalinan mama. Siang menjelang, darah terus mengalir, mules diperut juga udah mulai terasa. Mama udah gak kuat jalan, mama tiduran sambil sesekali disuruh ngemil sama papa, biar kuat ngejan katanya. 

Pukul 15.30 WIB. Waktunya cek lagi, pembukaan sudah naik jadi pembukaan 3. Rasa mules sudah mulai naik intensitasnya, dibuat tidur gak bisa, dibuat makan gak nafsu, mau online haduh boro-boro. Menjelang sore saudara-saudara mulai berdatangan, mama ditungguin satu keluarga besar, banyak yang sayang sama mama. Dikunjungi keluarga disaat-saat mules gini mama gak bisa banyak senyum tapi cuma meringis menahan sakit. Ya Allah, begini ya rasa sakitnya melahirkan.

Pukul 18.30 WIB. Selepas maghrib, rasa sakit makin menjadi, lebih sering datang dan pergi dibanding sebelumnya. Karena mama ini termasuk orang yang gak bisa nahan sakit, setiap rasa sakit itu datang mama pasti teriak-teriak sambil glendotan ke papa. Mama kembali di cek, ternyata cuma naik satu pembukaan jadi pembukaan 4. Harusnya sudah lebih dari itu dan sepertinya kontraksi mama gak adekuat. Oke, ditunggu, mungkin karena anak pertama. Mas Aldi juga lagi berjuang didalam sana mencari jalan keluar kan sayang.

Yangti sudah gak kuat, menyerah menangani anaknya sendiri. Beliau telfon temannya sesama bidan senior untuk segera datang. Padahal yangti termasuk bidan bertangan dingin yang sudah sangat terkenal, tapi begitu berhadapan dengan kelahiran cucunya sendiri ternyata gak tega. Mungkin karena teriakan mama yang lebay juga, makin malam teriakan makin kencang, padahal masih pembukaan awal gimana pembukaan lengkap nanti hehehe :p

Pukul 20.30 WIB. Mama kembali di cek, ternyata pembukaan masih di angka 4. Bidan senior itu kemudian menyuruh mama berjalan keliling kamar biar Aldi cepat turun. Hah?! Yang benar aja, lagi sakit gini suruh jalan? berdiri aja gak kuat! Ya sudah, mama turuti saja demi kelancaran kelahiranmu sayang. Eh benar kan, baru beberapa langkah rasa sakit itu datang, mama langsung gak kuat dan minta ke tempat tidur lagi (manja ya!). Sambil menahan sakit mama lihat bu bidan berembuk sama yangti. Mama tau ada yang gak beres, mama kan tenaga medis juga, paling bentar lagi disuruh induksi. Benar deh, hati-hati yangti ngomong sama mama kalau kontraksi mama kurang kuat dan perlu diinduksi. Ya Allah, induksi itu kan sakit banget, huff ya sudahlah daripada di operasi. Bismillah..

Pukul 21.00 WIB. Bu bidan memasang infus berisi obat induksi untuk memperkuat kontraksi rahim mama. Kata orang siy diinduksi itu sakit, tapi ternyata salah itu sakit bangeettt!! Setelah infus mulai mengalir dan bereaksi, kontraksi emang makin kuat ya sebandinglah sama rasa sakitnya yang luar biasa. Mama mulai meremas-remas papa saking sakitnya, papa juga makin pucat melihat mama kesakitan, tati udah mulai nangis, orang-orang diluar mulai ngintip-ngintip penasaran, heboh banget ya mama hehehe. Alhamdulillah, pembukaan terus naik, di cek udah pembukaan 8, haduh rasanya udah mau ngejan tapi gak boleh, malah suruh miring kiri, sengsara banget pas ini. Pernah tau rasanya nahan pup? Mules kan? Nah ini beribu-ribu kali lipatnya. Gak terasa mama nangis saking sakitnya, sekarang mama benar-benar tau gimana rasanya menjadi ibu.
"A human body can bear only up to 45 del (unit) of pain. Yet at time of giving birth, a mother feels up to 57 del (unit) of pain. It's similar with 20 bones getting fractured at the same time. Can you imagine it now, the mother's pain and love?"
Pukul 22.00 WIB. Pembukaan lengkap!! Mama boleh ngejan, bismillah, kita berjuang bersama ya sayang. Ketika kontraksi datang mama harus ngejan. Benar, ketika rasa sakit tak tertahankan dari ujung rambut sampai ujung kaki itu datang, mama mengejan sekuat-kuatnya. Ngejan pertama, krek, yak bu bidan melakukan episiotomi (memperlebar jalan lahir dengan membuat luka yang beraturan), haah gak terasa sakit, masih sakit kontraksinya. Ngejan kedua, semua isi ruangan berteriak "ya sudah kelihatan bu" "ayo sedikit lagi bu" "ayo ngejan yang kuat" menambah semangat mama. Dan ngejan ketiga, ada sensasi tak terlukiskan, glujuk, ada bayi keluar dari rahim mama. Subhanallah.. Tiga kali mengejan, malaikat mama lahir di dunia.

Sesaat setelah lahir
Pukul 22.30 WIB. Alhamdulillah.. Aldi lahir sehat dengan berat badan 3300 gr dan panjang badan 54 cm. Seketika rasa sakit yang mama alami hilang, melihat Aldi menangis kuat dan sempurna. Ya Allah, nikmat sekali rasanya. Walau harus sambil menahan sakitnya proses penjahitan luka jalan lahir dan episiotomi sekitar 12 jahitan (wow!), pandangan mama tak lepas dari kamu, ketika kamu dibersihkan, di-adzan-kan oleh papa dan ditaruh didada mama untuk mendapatkan ASI pertama. Rasanya luar biasa bahagia sayang :)
 
Setelah dibersihkan
Kami menamakan kamu Almair Radit Haydar dengan panggilan Aldi. Almair artinya cerdik, Radit itu tampan, Haydar itu singa padang pasir dan Aldi itu beruntung. Dari nama itu terlantun doa, agar kamu menjadi singa padang pasir seperti Usman bin Affan, berani, cerdik, beruntung dan juga tampan, insya Allah, aamiin ^_^

Kini, malaikat kecil itu sudah berusia 2 tahun, sudah lulus S3 ASI, sudah sekolah di playgroup. Waktu cepat sekali berlalu sayang, kamu cepat sekali tumbuh dan berkembang. Menjadi anak yang pintar, soleh dan membanggakan mama-papa. I asked God for a son, God gave me an angel. Terima kasih ya Allah sudah mempercayakan satu malaikat-Mu untuk kami asuh dan besarkan. Semoga amanah-Mu dapat kami jalani dengan baik, aamiin. 

Untuk Mas Aldi, kelak ketika kamu sudah besar dan bisa membaca posting ini mama pengen kamu tahu : Mommy-Daddy loves you so much!

Welcome home baby :)
 

No comments:

Post a Comment